17 Mei 2008

USB Power Charger, Bisa Mengisi Batere Ponsel


Butuh charger untuk perangkat USB yang benar benar hijau. Disebut dengan USB power charger, dapat men-charge batere ponsel anda tanpa power listrik. Tidak itu saja, perangkat USB power charger mengisi batere pada perangkat apa saja asalkan memiliki koneksi USB.

Caranya, cukup memutar tuas dinamo dalam beberapa menit, lalu hubungkan perangkat yang ingin diisi ulang agar baterai dapat dialirkan dari USB power charger. Dengan berat 6 ons, serta kompatibel dengan beberapa merek ponsel seperti Motorola, Samsung, Nokia dan LG. Harga $39. (Ketok.com)

01 Mei 2008

Chip Mahal, CDMA Sulit Kejar GSM

Lambatnya perkembangan jumlah pengguna CDMA ternyata disebabkan oleh mahalnya chip perangkat teknologi tersebut. Bahkan hanya terdapat satu vendor yang memproduksinya.

"Vendor tersebut adalah Qualcomm dan mereka membandrol satu unit chip CDMA itu seharga USD30 hingga USD40. Hal inilah yang kemudian membuat vendor merasa berat untuk menjual handset CDMA karena otomatis harganya akan mahal," ujar pengamat telekomunikasi Mochammad S Hendrowijono saat berbincang di sela Telkomsel Drive Test menuju Bogor, Sabtu (19/4/2008).

Menurut Hendro, lisensi chip CDMA selama ini dimonopoli oleh Qualcomm karena memang mereka yang menemukan teknologinya. Hal ini secara tidak langsung cukup berperan pada penghambatan perkembangan CDMA. Berbeda dengan GSM. Meskipun teknologi GSM tergolong mahal namun handset pendukung teknologi ini cukup murah. Sedangkan CDMA, meski teknologinya tidak membutuhkan investasi mahal namun handset pendukung cukup mahal. Padahal peningkatan penetrasi sebuah teknologi telekomunikasi sangat bergantung pada affordabilitas perangkat pendukungnya oleh masyarakat.

"GSM dan CDMA itu ibaratnya open source dan proprietary. Yang satu bisa didapatkan dengan mudah dan yang lainnya sangat sulit. Dengan budget handset CDMA biasa, kita bisa mendapatkan handset GSM yang canggih," jelas Hendro.

Dengan kendala seperti ini Hendro sendiri tidak begitu yakin jika teknologi CDMA mampu mengejar ketertinggalannya dari GSM. Bahkan di Indonesia sekalipun. Kini perbandingan pelanggan GSM dan CDMA cukup jauh. Dari sekira 2 miliar pelanggan GSM di dunia, pelanggan CDMA hanya memiliki kontribusi kurang dari 20 persennya saja. (Okezone)