23 Juni 2008

Kenapa iPhone 3G Bisa Murah?

iPhone 3G

Murahnya seri baru iPhone yang dilengkapi dengan jaringan 3G (iPhone 3G) ternyata menimbulkan banyak pertanyaan. Namun ternyata faktor murah ini bukan dari komponen yang digunakan tapi dikarenakan hal lain.

Beberapa pengamat memberikan spekulasi yang berbeda. Perusahaan riset iSuppli yakin bahwa ada beberapa komponen di dalam perangkat tersebut yang mengalami penurunan harga dasar. Meskipun fitur 3G dan GPS yang dibenamkan memiliki harga yang tidak murah namun mereka tetap percaya ada komponen yang dimurahkan.

VP Gartner Kevin Dulaney juga memaparkan hal yang sama bahwa perangkat dengan demand yang besar sudah pasti akan mendapatkan harga komponen yang lebih murah. Misalnya saja sebuah chip ponsel yang kini semakin murah seiring dengan banyaknya vendor yang memproduksi komponen chip tersebut.

Namun tidak demikian dengan materi plastik yang digunakan Apple untuk menggantikan materi metal sebagai cover iPhone. Hal ini tidak akan berpengaruh pada fungsionalitas iPhone sama sekali.

"Kemungkinan besar ada program subsidi di iPhone. Lihat saja dari rilis baru yang dikeluarkan AT&T, mereka mengaku akan mulai mengais keuntungan dari penjualan perangkat dengan harapan arpu untuk layanan data juga meningkat karena mereka menyadari besarnya potensi pelanggan yang akan teraih dengan menjual perangkat tersebut," ujar Dulaney seperti dikutip melalui PC World, Selasa (10/6/2008).

Menurut Dulaney, dalam waktu dekat AT&T berharap kerja samanya yang baru menghasilkan keseimbangan antara margin dan pendapatan. Bahkan AT&T juga mengatakan bahwa mereka tidak akan membagi revenue layanan iPhone dengan Apple sehingga rencananya, AT&T akan menaikkan tarif berlangganan data mereka dari USD20 menjadi USD30.

"Bisnis model seperti ini tidak akan berjalan jika dilakukan setahun lalu, saat iPhone pertama kali diluncurkan. Pasalnya operator yang diajak bekerja sama hanya satu. "Kini iPhone 3G akan launching di 22 negara dan pada akhir tahun ini akan diperluas ke 70 negara di dunia," ujar Dulaney. (2tech.biz)